Gabung Yuh!!

Premium WordPress Themes

Senin, 21 Januari 2013

VIDIO PENCERAHAN HATI

الله اكبر

dosa sebesar apapun Allah akan memaafkanya, mari mulai saat ini kita merenunginya bersama-sama.....

Rabu, 16 Januari 2013

CARA PEMASANGAN INFUS

Memasang infus merupakan salah satu cara pemberian terapi cairan dengan menggunakan prosedur infasif yang dilaksanakan dengan menggunakan tehnik aseptik.
Tujuan Memasang Infus:
  • Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang
  • Memperbaiki keseimbangan asam basa
  • Memperbaiki komponen darah
  • Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena
  • Rehidrasi cairan pada pasien shock
Persiapan Alat:
  • Alkohol spry
  • Infus Set
  • IV catheter sesuai ukuran
  • Pengalas
  • Infus sesuai pesanan
  • Toniquet
  • Sarung tangan bersih
  • Kapas steril
  • Plester
  • Bengkok
Prosedur Kerja:
1. Melakukan verifikasi program pengobatan
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
4. Mengecek tanggal kadaluarsa: infus, selang infus, catheter vena.
5. Menusuk saluran infus dengan benar ( jangan diputar ).
6. Menggantung cairan infus dan mengisi tabung reservoar sebanyak duapertiga bagian /sebatas tanda hingga tidak ada udara dalam selang.
7. Atur posisi pasien, pasang pengalas, selanjutnya pasang toniquet 5cm dari area insersi.
  • Lakukan tindakan aseptik dengan kapas alkohol 70% dan biarkan selama 15-20 detik
  • Pertahankan vena pada posisi stabil dengan menekan dan menarik bagian distal vena yang akan diinsersi dengan ibu jari
8. Menusuk vena dengan sudut 30 derajat dan lubang jarum menghadap ke atas
9. Setelah dipastikan jarum masuk, turunkan posisi jarum 20 derajat dan tarik mandrin 0,5 cm, masukan catether secara perlahan.
  • Lakukan teknik saat melepas mandrin dengan  menekan port dan vena lalu segera sambungkan selang infus dengan catheter.
10.  Lepas torniquet dan masukan catheter secara perlahan, sambil menarik jarum keluar
11.  Alirkan infus, selanjutnya lakukan fiksasi antara sayap dan lokasi insersi tanpa menutup lokasi insersi
12.  Letakkan kapas/gaas steril di atas area  insersi.
13.  Lepaskan sarung tangan
14.  Lakukan fiksasi (plaster ukuran ± 5x8cm sampai menutup kapas steril.
15.  Atur tetesan infus sesuai program dan tulis tanggal pemasangan, kolf, tetesan, jam habis,dan k/p obat
16.  Observasi respon pasien.
17.  Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya dalam keadaan bersih
18.  Cuci tangan
19.  Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
•Tanggal dan jam dipasang
•Jenis cairan
•Jumlah tetesan/menit•Jangka waktu
•Obat bila ada dll
Tahap Terminasi
  1. Observasi terhadap kondisi umum(vital sign, keluhan nyeri, alergi)
  2. Observasi  kelancaran tetesan dan jumlah tetesan
  3. Observasi area insersi  (warna kulit / pembengkakan/ sakit)
  4. Berikan KIE pada pasien/keluarga bila terjadi ketidaknyamanan


OMI (old miokard infark)


INJEKSI SUBKUTAN

Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006).



Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikanakan diabsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and sustained absorption).
 TUJUAN IJEKSI SUBKUTAN
Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh: Vaksin, uji tuberculin)
             LOKASI INJEKSI
1.      lengan atas sebelah luar
2.      paha bagian depan
3.      perut
4.      area scapula
5.      area ventrogluteal
6.      area dorsogluteal

   INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
1.      Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
2.      Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
  ALAT DAN BAHAN
1.      Catatan pemberian obat
2.      Abat dalam tempatnya
3.      Spuit insulin
4.      Kapas alkohol dalam tempatnya
5.      Cairan pelarut bak injeksi
6.      Bengkok
      PROSEDUR
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Cuci tangan
3.      Bebaskan daerah yang akan disuntikan.bebaskan daerah suntikan bila pasien memakai pakaian berlengan
4.      Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan .kemudian tempatkan pada bak injeksi
5.      Desinfeksi dengan kapas alkohol
6.      Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan (angkat kulit)
7.      Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut 45º terhadap permukaan kulit
8.      Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah , semprotkan obat perlahan hingga habis
9.      Tarik spuit dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam bengkok
10.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11.  Catat prosedur pemberian obat dan respon klien
 TEHNIK INJEKSI
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutisdari jaringan otot.
Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci [satu ruas jari tangan] dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan kulit.



 Sumber:
Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika
Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat. Jakarta: EGC
Kusmiyati Yuni. 2004. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
http://www.medicastore.com

Selasa, 15 Januari 2013

KONSEP KEPERAWATAN LUKA BERSIH


Pengertian luka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997).
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).             Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain(Kozier, 1995).
2.      Clean Wounds (Luka bersih)
Merupakan luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup.Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan juga untuk mencegah infeksi. Luka yang sering ditemui oleh bidan di klinik atau rumah sakit biasanya luka yang bersih tanpa kontaminasi misal luka secsio caesaria, dan atau luka operasi lainnya. Perawatan luka harus memperhatikan teknik steril, karena luka menjadi port de entre nya mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka.
3.      Tahap penyembuhan
a.       Fase Inflamasi ( 0 – 3/5 hari)
Hemostasis dengan vasokonstriksi dan pembentukan clot formasi / fibrin cloth
b.      Fase proliferasi ( 5 hari – 3 minggu)
Sintesis kolagen, telah ada sifat kontraktil dari miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka. Kekuatan regangan sudah mencapai 25 % dari jaringan normal.
c.        Fase Maturasi ( 3 minggu – 1 tahun)
Penyerapan kembali jaringan berlebih, pengerutan dan perupaan kembali. Mampu menahan regangan sampai 80% kulit normal.

4.      Tahap-tahap perawatan luka bersih adalah :
a.       Persiapan
1)      Mencuci tangan
2)      Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley
Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup:
a)      Pinset anatomis (2 buah)
b)      Pinset chirurgis (2 buah)
c)      Handscoon steril
d)     Kom steril (2 buah)
e)      Kassa dan kapas steril secukupnya
f)       Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan)
Alat Lain:
a)      Gunting Verband/plester
b)      Plester
c)      Nierbekken (Bengkok)
d)     Lidi kapas
e)      Was bensin
f)       Alas / Perlak
g)      Selimut Mandi
h)      Kapas Alkohol dalam tempatnya
i)        Betadine dalam tempatnya
j)        Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%)
k)      Lembar catatan klien
3). Setelah lengkap bawa peralatan ke dekat klien.

b.      Melakukan perawatan luka
1)      Mencuci tangan
2)      Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
3)      Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur kenyamanan klien
4)      Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka dengan selimut mandi.
5)      Siapkan plester untuk fiksasi (bila perlu)
6)      Pasang alas/perlak
7)      Dekatkan nierbekken
8)      Paket steril dibuka dengan benar
9)      Kenakan sarung tangan sekali pakai
10)  Membuka balutan lama dengan cara :
a)      Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas.
b)      Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit ke arah balutan.
c)      Kemudian buang balutan ke nierbekken.
d)     Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan chlorin 0,5%
11)  Kaji Luka:
Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan, tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak drain, kondisi jahitan, bila perlu palpasi luka denga tangan non dominan untuk mengkaji ada tidaknya puss.

12)  Membersihkan luka:
a)      Larutan NaCl/normal salin (NS) di tuang ke kom kecil ke 1
b)      Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan kiri memegang pinset anatomis ke-2
c)      Membuat kassa lembab secukupnya untuk membersihkan luka (dengan cara memasukkan kapas/kassa ke dalam kom berisi NaCL 0,9% dan memerasnya dengan menggunakan pinset)
d)     Lalu mengambil kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset chirurgis
e)      Luka dibersihkan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah untuk sekali usapan. Gunakan teknik dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi.
13)  Menutup Luka
a)      Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang diambil dengan pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset chirurgis di tangan kanan.
b)      Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi
c)      Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung ditutup dengan kassa kering (kurang lebih 2 lapis)
d)     Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal
e)      Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan balutan yang tidak terlalu ketat.
14)  Alat-alat dibereskan
15)  Lepaskan sarung tangan dan buang ke tong sampah
16)  Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman
17)  Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan

c.       Dokumentasi
1). Hasil observasi luka
2). Balutan dan atau drainase
3). Waktu melakukan penggantian balutan
4). Respon klien.


B.     PENGANGKATAN JAHITAN
1.      Mengangkat Jahitan
Suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, mengangkat jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Membuka jahitan adalah tindakan untuk mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit. Guna dari mengangkat jahitan adalah untuk mencegah timbulnya infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan.
2.      Tujuan
a.       Mencegah terjadinya infeksi
b.      Mempercepat proses penyembuhan luka
c.       Meningkatkan kenyaman fisik dan psikologis

3.      Indikasi
a.       Luka jahit yang sudah waktunya diangkat jahitannya
b.      Luka jahitan yang infeksi
4.      Prinsip pengangkatan jahitan tergantung beberapa factor, antara lain :
a.       Lokasi jahitan
Daerah dengan vaskularisasi yang kaya akan menyebabkan penyembuhan luka lebih cepat, sehingga jahitan dapat dilepas lebih cepat dibanding lokasi jahitan
dengan vaskularisasi lebih kurang Menurut ”Basic wound closure & healing” (Wayne N Lamark-Dept surgery Boston Univ), pelepasan jahitan pada lokasi :
1)      Wajah : 3 – 4 hari
2)      Kulit kepala : 5 hari
3)      Badan : 7 hari
4)      Extremitas : 7 – 10 hari
5)      Kaki : 10 – 14 hari
b.      Derajat ketegangan ( Degree of tension)
Apabila jahitan kulit tegang, jahitan dapat dilepas lebih lambat
1)      0 – 3 hari fibrin cloth
2)      3 – 30 hari collagen synthesis
3)      2 minggu sudah mencapai 10% dari penyembuhan
4)      3 – 4 minggu 25 %
5)      3 – 6 bulan 70-80% kulit normal
c.       Garis dan bentuk luka (Line of wound)
Bentuk luka tak beraturan memerlukan pengangkatan jahitan yang lebih lama. Kesesuaian dengan garis Langer
d.      Kosmetik
Jahitan yang terlalu lama dibiarkan atau tidak dilepas akan menimbulkan suture mark dan resiko infeksi lokal akibat kuman atau bakteri yang bersembunyi di sekitar benang (terutama jenis benang multifilamen)
Beberapa faktor yang menetukan suture mark :
1)      Lamanya benang jahitan di lokasi luka
2)      Derajat ketegangan
3)      Hubungan tepi-tepi luka
4)      Lokasi luka
5)      Infeksi
6)      Jenis material benang
7)      Eversi dari tepi kulit
8)      Kesamaan ketebalan dari tepi luka
Pada pengaangkatan jahitan harus diingat bahwa kekuatan atau ketegangan sudah minimal dan luka tersebut harus tahan terhadap tindakan provokasi minimal.
Minimal pelepasan jahitan dilakukan setelah terjadi sintesis kolagen, yaitu setelah hari ke tiga atau lima.

5.      Tahap-tahap pengangkatan luka jahit :
a.  Persiapkan Alat
1). Set perawatan luka dan angkat jahitan dalam bak instrument steril:
a)      Sarung tangan steril
b)      Pinset 4 (2 anatomis, 2 sirurgis)
c)      Gunting hatting up
d)     Lidi waten
e)      Kom 2 buah
f)       Kasa steril
2). Plester
3).  Gunting perban
4). Bengkok 2 buah
5). Larutan Nacl
6). Perlak alas
7). Betadin
8). Korentang
9). Alkohol 70%
10). Kapas bulat dan sarung tangan bersih
b. Lingkungan
1)      Menutup tirai/jendela
2)      Merapikan tempat tidur
c. Pelaksanaan
1)      Mengatur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien
2)      Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3)      Inform consent
d. Prosedur pelaksanaan
1)      Jelaskan prosedur pada pasien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka
2)      Dekatkan semua peralatan yang diperlukan
3)      Dekatkan bengkok didekat pasien
4)      Tutup ruangan dengan tirai disekitar tempat tidur
5)      Bantu klien pada posisi nyaman
6)      Cuci tangan secara menyeluruh
7)      Pasang perlak dan alas
8)      Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, angkat balutan dengan pinset
9)      Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar dengan kulit yang mengarah pada balutan
10)  Dengan sarung tangan/pinset, angkat balutan
11)  Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan menggunakan NaCl
12)  Observasi karakter dan jumlah drainase
13)  Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan dan buang pada bengkok yang berisi clorin 5%
14)  Buka bak instrument, siapkan betadin dan larutan NaCl pada kom, siapkan plester,
15)  Kenakan sarung tangan steril
16)  Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakter drainase serta palpasi luka (kalau perlu)
17)  Bersihkan luka dengan NaCl dan betadin dengan memggunakan pinset. Gunakan satu kasa untuk sekali usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi. Gunakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi/ tepi luka
18)  Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka, usap dengan cara seperti pada langkah (17)
19)  Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara: menjepit simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit/ pada sisi lain yang tidak ada simpulnya.
20)  Olesi luka dengan betadin
21)  Menutup luka dengan kasa steril dan di plester
22)  Merapikan pasien
23)  Membersihkan alat-alat dan mengembalikan ke tempatnya
24)  Melepaskan sarung tangan
25)  Perawat cuci tangan


e. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)      Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan dapat menyebabkan pasien terasa nyeri
2)      Cermat dalam menjaga kesterilan
3)      Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan
4)      Teknik pengangkatan jahitan disesuaikan dengan tipe jahitan
5)      Peka terhadap privasi pasien

DAFTAR PUSTAKA
Fundamental,techniques of plastic surgery.10th Edition
http://www.npcentral.net/talks/core.suturing.shtml