BAB
II
PEMBAHASAN
Proses
keperawatan merupakan sebuah metode yang diterapkan dalam praktek keperawatan. Ia
juga merupakan sebuah konsep dengan pendekatanproblem solving yangmemerlukan
ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal untuk memenuhi
kebutuhanklien/keluarganya. Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang
konsisten, sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan. Proses tersebut
mengalami perkembangan :
1. Proses
keperawatan pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955)
2. Tahun
1960, proses keperawatan diperkenalkan secara internal dalam keperawatan
3. Wiedenbach
(1963) mengenalkan proses keperawatan dalam 3 Tahap : observasi, bantuan
pertolongan dan validasi.
4. Yura
& Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi pertama
proseskeperawatan dipublikasikan.
5. Bloch
(1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976)menambahkan
tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap : pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini dari analisis
pikir : dicover (menemukan), delve (mempelajari atau menganalisis),
decide(memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate (identik dengan
evaluasi).
6. Dengan
berkembangnya waktu, proses keperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar
hukum praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan
sebagaisuatu pedoman dalam pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
7. Tahun
1975 : diadakan konferensi nasional tentang klasifikasi diagnosis
keperawatansetiap dua tahun di Universitas Sr. Louis. Klasifikasi diagnosis
keperawatan ini kemudiandisebut dengan NANDA (North American Nursing Diagnoses
Association) — dibahaslebih lanjut di BAB diagnosa keperawatan.
7.
Seiring
berkembangnya waktu, proses keperawatan telah dianggap sebagai dasar hukum
praktek keperawatan dan telah digunakan sebagai kerangka konsep kurikulum
keperawatan. Bahkan saatini definisi dan tahapan keperawatan telah digunakan
sebagai dasar pengembangan praktek keperawatan, sebagai kriteria dalam program
sertifikasi, danstandar aspek legal praktek keperawatan.
Proses
keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang
dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan
karena kurikulum di pendidikan belum mengajarkan metode tersebut. Proses
keperawatan mulai dikenal di pendidikan keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog
Pendidikan Diploma III Keperawatanyang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia pada
tahun 1984.Pada saat ini proses keperawatan telah berkembang dan diterapkan di
berbagai tatanan pelayanankesehatan di Indonesia, seperti rumah sakit,
klinik-klinik, Puskesmas, perawatan keluarga, perawatan kesehatan masyarakat,
dan perawatan pada kelompok khusus.
Namun
secara umum penerapan proses keperawatan belum optimal dan belum menggambarkan
pemecahan masalahsecara ilmiah oleh perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak
terlepas dari sumber dayakeperawatan yang ada dan dukungan institusi.Diluar
negeri istilah proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya
Hall, dansejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses
keperawatan secara bervariasi. Pada awal perkembangannya, proses keperawatan
mempunyai tiga tahap, kemudianempat tahap dan pada saat ini proses keperawatan
mempunyai lima tahap meliputi: pengkajian,diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995).Proses keperawatan terus
berkembang dan kemudian istilah Nursing Diagnosis mulaidiperkenalkan dalam
literatur-literatur keperawatan. Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dariSt.Louis
University School of Nursing membantu dalam menyelenggarakan konferensi
pertamatentang klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika.
B.
Definisi, Tujuan, Organisasi Dan Karakteristik Proses Keperawatan
1. Definisi
Banyak pengertian atau definisi yang dikemukakan
oleh para ahli keperawatan tentang proses keperawatan, diantaranya adalah
menurut Nettina (1996) yang menyatakan bahwa proseskeperawatan adalah sesuatu
yang disengaja, dengan pendekatan pemecahan masalah untuk menemukan kebutuhan
keperawatan pasien dalam pelayanan kesehatan.Meliputi pengkajian (pengumpulan
data) yaitu pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang
pasien atau informasi. Yang merupakan kegiatan dalammenghimpun informasi yang meliputi
unsure bio-psiko-sosio-kultural-spritual yangkomperhensif , diagnosa keperawatan adalah suatu ernyataan dari masalah pasien yang
nyatamaupun potential berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang
pemecahannya dapatdilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya.
Dalam merumuskan diagnosiskeperawatan dapat
menggunakan pendekatan PES (problem, etiologi, Symptom)/ PE(problem,etiologi),
perencanaan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
perawat guna menanggulangi yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kesehatanklien. , implementasi adalah pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
klien secara urut sesuai prioritas masalah klien yang telah dibuat.dan evaluasi
adalah proses penilaian pencapaian tujuanserta pengkajian ulang rencana
keperawatan.
Serta menggunakan modifikasi mekanisme umpan balik
untuk meningkatkan upaya pemecahan masalah. Proses merupakan serangkaian
kegiatan yang direncanakan atau serangkaian operasional untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Proses keperawatan adalah metode yang sistematik danrasional
dalam merencanakan dan memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu.Tujuannya untuk mengidentifikasi status kesehatan klien, kebutuhan
atau masalah kesehatanaktual atau risiko, membuat perencanaan sesuai dengan
kebutuhan yang telah diidentifikasi danmelaksanakan intervensi keperawatan
spesifik sesuai dengan kebutuhan (Kozier et al.1995).Sedangkan Clark (1992),
mendefinisikan proses keperawatan sebagai suatu metode/ proses berpikir yang
terorganisir untuk membuat suatu keputusan klinis dan pemecahan masalah.
Demikian juga dengan Yura dan Walsh (1988),
menyatakan bahwa proses keperawatanadalah tindakan yang berurutan, dilakukan
secara sistematik untuk menentukan masalah klien,membuat perencanaan untuk
mengatasinya, melaksanakan rencana tersebut atau menugaskan orang lain untuk
melaksanakannya dan mengevaluasi keberhasilan secara efektif terhadapmasalah
yang diatasi.
2. Tujuan
Tujuan dari penerapan proses keperawatan pada
tatanan pelayanan kesehatan adalah:
a. Untuk mempraktekkan suatu metoda pemecahan
masalah dalam praktek keperawatan.
b. Sebagai standar untuk praktek keperawatan.
c. Untuk memperoleh suatu metoda yang baku,
sistematis, rasional,serta ilmiah dalammemberikan asuhan keperawatan.
d. Untuk memperoleh suatu metoda dalam memberikan
asuhan keperawatan yang dapatdigunakan dalam segala situasi sepanjang siklus
kehidupan.
e. Untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan yang
bermutu.
3. Organisasi
Berdasarkan
dimensi organisasi, proses keperawatan dikelompokan menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Pengkajian.
b. Diagnosa.
c. Perencanaan.
d. Pelaksanaan.
e. Evaluasi.
Kelima
tahapan ini merupakan proses terorganisir yang mengatur pelaksanaan asuhan
keperawatan berdasarkan rangkaian pengelolaan klien secara
sistematik.
4. Karakteristik
Proses keperawatan
Kozier et al. (1995) menyebutkan bahwa proses
keperawatan mempunyai sembilan karakteristik,antara lain:
a. Merupakan
sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik dariklien,
keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Bersifat
siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
c. Berpusat
pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk
memenuhikebutuhan klien.
d. Bersifat
interpersonal dan kolaborasi.
e. Menggunakan
perencanaan.
f. Mempunyai
tujuan.
g. Memperbolehkan
adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam memikirkan jalan keluar
menyelesaikan masalah keperawatan.
h. Menekankan
pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari masalah ataumerevisi
rencana keperawatan.
i. Dapat
diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja untuk
semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.
Demikian juga dengan Craven dan
Hirnle (2000), menurutnya proses keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan
profesional, mempunyai karakteristik:
a. Merupakan
kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga
dan masyarakat.
b. Teratur
dan sistematis.
c. Saling
tergantung.
d. Memberikan
pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
e. Berpusat
pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan.
f. Tepat
untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan.
g. Dapat
dipergunakan dalam semua keadaan.
Sedangkan Taylor (1993) menyatakan bahwa proses
keperawatan bersifat sistematis, dinamis,interpersonal, berorientasi kepada
tujuan dan dapat dipakai pada situasi apapun.
C.
Teori Yang Mendasari Proses Keperwatan, Implikasi Proses Keperawatan Terhadap
Klien, Perawat dan Profesi
1. Teori yang mendasari
proses keperawatan
a.
Teori sistem
Sistem terdiri dari: tujuan, proses dan isi.
1). Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan,
sehingga dapat memberikan arah pada sistem.
2). Proses adalah sesuatu yang berfungsi dalam
memenuhi tujuan yang hendak dicapai
3). Isi merupakan bagian atau elemen yang membentuk
sebuah sistem.
b.
Teori kebutuhan
manusia
Teori ini memandang bahwa manusia merupakan bagian
integral yang berintegrasi satu sama lain dalam memotivasi untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya (fisiologis, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi
diri. Pada dasarnya kebutuhan dasar manusia merupakan terpenuhinya tingkat
kepuasan agar manusi bisa mempertahankan hidupnya dan perawatlah yang berperan
untuk memenuhinya. Kerangka kerja pada teori ini menggambarkan penerapan proses
keperawatan selalu berfokus pada pemenuhan kebutuhan individu yang unik dan
merupakan bagian integral dari keluargadan masyarakat.
c.
Teori persepsi
Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat
dipengaruhi oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Hal ini akan membawa konsekwensi terhadap permasalahan keperawatan yang
ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber masalahyang dihadapinya sama,
akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda-beda.
Misalnya, walaupun kedua pasien sama-sama terkena penyakit DM, akantetapi
permasalahan keperawatan yang dihadapi tidak mesti sama. Untuk memahami arti
persepsi, maka seseorang harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik
individu yang mempersepsikan dalam situasi yang memunyai makna bagi kita.
Makna di sini mengandung arti penjabaran dari
persepsi, ingatan, dan tindakan. Dengan demikian persepsi memiliki arti penting
dalam kehidupan, dimana kira bisa mengumpulkan data dari informasi tentang diri
sendiri, kebutuhan manusia, dan lingkungan sekitar. Kondisi ini sesuai dengan
tahapan dalam proses keperawatan dimana perawat dan klienmengumpulkan data.
Selanjutnya dari data tersebut akan diambil makna tertentu yang dapatdigunakan
dalam melakukan asuhan keperawatan.
d.
Teori informasi
dan komunikasi
Salah satu tujuan asuhan keperawatan adalah untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi pasien. Oleh karena itulah perawat
dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai dasar
interaksi dalam memahami informasi serta menjalin komunikasi yang efektif. Kemampuan
tersebut meliputi kemampuan mencari data, menyeleksi, memproses, danmemutuskan
sebuah tindakan berdasarkan informasi tersebut.Proses keperawatan merupakan
sebuah siklus karena memerlukan modifikasi pengkajianulang, perencanaan ulang,
memperbaharui tindakan, dan mengevaluasi ulang. Dengandemikian asuhan
keperawatan memerlukan informasi yang akurat, dan untuk melakukannya,seorang
perawat membutuhkan kemampuan dalam melakukan komunikasi.
e.
Teori pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah
Setiap tindakan yang rasional selalu disertai dengan
keputusan atau pilihan. Sedangkan setiap pengambilan keputusan dan penyelesaian
masalah menuntut kesedian orang yang terlibat agar mau menerima hal-hal baru
dan perbedaan dari kondisi yang ada. Kesenjangan yang terjadi merupakan masalah
yang membutuhkan jawaban serta solusi secara tepat.Salah satu tujuan dari
keperawatan adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.Melaui pendekatan
proses keperawatan masalah-masalah yang dihadapi dapat diidentifikasisecara
tepat dan keputusan dapat diambil secara akurat.
2. Implikasi proses
keperawatan terhadap klien
Proses keperawatan mendorong klien dan keluarga
berpartisifasi aktif dan terlibat ke dalam 5 tahapan proses tersebut. Selama
pengkajian, klien menyediakan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya
memberikanvalidasi diagnosa keperawatan, dan menyediakan umpan balik selama
evaluasi.
3. Implikasi proses
keperawatan terhadaap perawat
Beberapa hal yang dapat diperoleh dari proses
keperawatan, antara lain:
a.Meningkatkan kepuasan dan perkembangan
profesionalisasi perawat
b.Meningkatkan hubungan antara klien dengan perawat.
c.Meningkatkan pengembangan kreativitas dalam
penyelesaian masalah klien.
4. Implikasi
proses keperawatan terhadaap profesi
Secara professional, profesi keperawatan melalui 5
tahapan menyajikan lingkup praktik keperawatan yang secara terus menerus
mendefinisikan perannya baik terhadap klien maupun profesi kesehatan lainnya. Dengan
demikian perawat bekerja melakukan sesuatu bukan hanya sekedar melaksanakan
perintah dokter, melainkan melalui perencanaan keperawatan yang matang.
D.
Implikasi Proses Keperawatan Terhadap Praktik Keperawatan Profesional Mendatang
Praktikkeperawatan dimasa mendatang harus dapat berorientasi
pada pelayanan kepada klien. Hal ini berdasarkan pada trenn perubahan dan
persaingan yang semakin ketat saat ini. Oleh karena itu dimasa mendatang nanti
peerawat diharapkan dapat mendefinisikan, mengimplementasikan dan mengukur
perbedaan tentang praktik keperwatan yang seharusnya berperan sebagaai
indukator atas terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
profesional.
Sementara itu, karena kualitas pelayanan keperawatan dimasa
mendatang belum jelas, maka perawat profesional nantinya harus dapat memberikan
dampak yang positif terhadap kualitas sistem pelayanan kesehatan, yaitu :
1). Memahami dan menerapkan peran perawat.
2). Komitmen terhadap identitas keperawatan
3). Perhatian terhadap perubahan dan tren pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
4.) komitmen dalam memenuhi tuntutan tantangan sistem
pelayanan kesehatan melalui upaya kreatif dan inofati.
Implikasi pelayanan keperawatan dimasa mendatang dapat
dijawab dengan menerjemahkan tuntutan masyarakat akan pelayayanan keperawatan
yang profesional berdasarkan “ profil perawat profesional dan milenium”
tersebut di bawah ini.
Perawat indonesia dimasa depan harus dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang
berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK
dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat dituntut untuk mampu
menjawab dan mengantisipasi dampak dari perubahan. Sebagai perawat profesional,
peran yang di emban harus lebih mandiri (independen), sehingga pelaksanaanya dapat
dipertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan.
Sumber
Nursalam,
2001, Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek, Salemba
Medika,Jakarta
/http://syehaceh.wordpress.com/tag/sejarah-proses-keperawatan
A. AzizAlimul
Hidayat, Musrifatul Uliyah; Editor, Monica Ester. -
Jakarta: EGC, 2004.
0 komentar:
Posting Komentar